Akulturasi
Suatu proses social yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Contoh akulturasi:
Candi Borobudur yang merupakan perpaduan anatar budaya India dan budaya
Indonesia.
Menurut
Garbarino:"Acculturation (is) the process of culture change as a result of
long term, face to face contact between two societies" (Garbarino, 1983).
“Akulturasi (adalah) proses perubahan budaya sebagai akibat jangka panjang,
tatap muka kontak antara dua masyarakat "(Garbarino 1983).
Menurut Redfield, Linton, Herskovits : Akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu, dan mengadakan kontak secara terus menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya.
Menurut Redfield, Linton, Herskovits : Akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu, dan mengadakan kontak secara terus menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya akulturasi
Secara garis besar, ada dua faktor yang menyebabkan akulturasi
dapat terjadi, yaitu:
Faktor Intern
- Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
- Adanya penemuan baru. Discovery --- penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada. Invention --- penyempurnaan penemuan baru. Innovation ---pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat.
- Konflik yang terjadi dalam masyarakat.
- Pemberontakan atau revolusi
Faktor Ekstern
- Perubahan alam
- Peperangan
- Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi(pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi(pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).
Faktor-faktor yang memperkuat potensi akulturasi
dalam taraf individu adalah faktor-faktor kepribadian seperti toleransi,
kesamaan nilai, mau mengambil resiko, keluesan kognitif, keterbukaan dan
sebagainya. Dua budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sama akan lebih mudah
mengalami akulturasi dibandingkan dengan budaya yang berbeda nilai.
Relasi
Internakultural
adalah komunikasi yang terjadi di antara
orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras,
etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut
Stewart L. Tubbs, komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara
orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras,etnis, atau
perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang
dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antarbudaya
sebagai human flow across national boundaries. Misalnya; dalam
keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai
negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan Fred E. Jandt
mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara
orang-orang yang berbeda budayanya.
Internakultural ini sendiri dilakukan dengan berbagai cara,
yaitu :
1. Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan
2. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung daripersetujuan antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama
3. Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita
4. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan pelbagai cara
1. Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan
2. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung daripersetujuan antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama
3. Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita
4. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan pelbagai cara
Teori psikologi
. John B Watson (1878-1958)
Menurut
John Watson, perilaku yang
terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian. Hubungan berantai sederhana
antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku. Rangkaian
kompleks perilaku meliputi; pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi dan
pembelajaran.
Jadi, akulturasi dan
relasi internakultural saling mempengaruhi karena dengan akulturasi seseorang
dapat mengetahui kebudayaan asing yang ada sedangkan relasi internakultural
merupakan komunikasi antar budaya yang hidup didalam nya masyarakat yang
berbeda ras,suku,etnis dll. Yang menjadikan budaya semakin beragam adalah
karena manusia hidup dengan diturunkannya warisan budaya dari generasi
terdahulu sampai generasi selanjutnya. Dari teori psikologi sendiri hal
kebudayaan berpengaruh melalui suatu proses pengkondisan dalam hal ini
akulturasi dan relasi internakultural terjadi melalui proses pengkondisian yang
terjadi dengan adanya stimulus dan respon yang merangkai menjadi suatu kompleks
perilaku. Dengan akulturasi seseorang belajar untuk mengkondisikan bagaimana
pengaruh asing mempengaruhi kebudayaan pribumi dan relasi internakultural
terjadi dengan adanya pengkondisian komunikasi antar budaya yang membuat
manusia saling berinterkasi dengan budaya yang bermacam-macam di dunia
ini.
sumber:
http://www.psychologymania.com/2012/06/faktor-yang-mempengaruhi-akulturasi.html
This entry was posted
on Minggu, 04 November 2012
at 19.05
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.